smsi

Kylian Mbappe: Rabiot Kini Jadi Pilar Penting Untuk Prancis

Kylian Mbappe adalah pemain muda yang menjadi sorotan sejak beberapa tahun terakhir. Pemain asal Prancis ini telah memperlihatkan performa yang spektakuler di berbagai ajang sepak bola, mulai dari tingkat klub hingga tim nasional. Namun, selain Mbappe, ada satu nama lain yang juga wajib diperhatikan saat kami berbicara mengenai potensi Prancis di masa depan: Adrien Rabiot.

Adrien Rabiot sendiri memiliki reputasi yang cukup bagus di dunia sepak bola. Meskipun tidak sepopuler Mbappe, Rabiot telah menunjukkan potensi yang tinggi sejak menjadi andalan di tim Paris Saint-Germain. Pemain berusia 25 tahun ini sering diplot sebagai gelandang tengah, namun juga bisa bermain sebagai gelandang box-to-box atau bahkan sebagai gelandang serang. Kebanyakan orang mungkin masih lebih mengenal Rabiot sebagai pemain klub, namun faktanya ia juga menjadi pilar penting bagi tim nasional Prancis.

Pada pentas internasional, Rabiot pertama kali mencatatkan debutnya di level junior pada tahun 2012. Ia kemudian dipanggil ke skuat timnas senior pada tahun 2016, tepat sebelum gelaran Piala Eropa. Saat itu, Rabiot masih terbilang sebagai pemain muda dan belum dikenal secara luas di mata publik. Meski begitu, pelatih Prancis, Didier Deschamps, justru melihat potensi yang dimiliki oleh Rabiot dan memasukkannya dalam skuat final untuk Piala Eropa 2016.

Di turnamen itu, Rabiot sebenarnya tampil cukup minim dalam hal jumlah menit bermain. Ia hanya bermain selama 10 menit di pertandingan terakhir Grup A ketika Prancis berhasil mengalahkan Swiss dengan skor 0-0. Namun, Rabiot jelas memiliki bakat yang luar biasa, dan keputusan Deschamps untuk memanggilnya jauh sebelum Piala Eropa terbukti menjadi langkah tepat.

Setelah Piala Eropa selesai, Rabiot memang sempat absen dari timnas Prancis selama beberapa waktu. Hal ini terkait dengan keputusan kontroversial yang diambilnya langsung setelah Piala Eropa, di mana ia menolak menjadi pemain cadangan untuk Piala Dunia 2018. Karena hal tersebut, Rabiot tidak masuk dalam skuat Prancis yang kemudian akan mengikuti kualifikasi Piala Dunia 2018. Namun, setelah berbagai perdebatan dan pembicaraan, Rabiot kemudian kembali dipanggil ke timnas Prancis pada tahun 2019 dan kembali menjadi pemain penting bagi tim Les Bleus.

Dalam lima pertandingan terakhir yang dimainkan oleh Prancis sejak tahun 2019 hingga saat ini, Rabiot berhasil tampil stabil dengan memperlihatkan permainan yang konsisten. Ia selalu menjadi andalan Deschamps di lini tengah dan memberikan kontribusi besar bagi timnas Prancis. Meski begitu, Rabiot sendiri mengakui bahwa ia masih butuh untuk terus berkembang sebagai pemain sepak bola.

“Setiap kali saya bermain untuk tim nasional, saya berusaha untuk bisa menjadi yang terbaik,” ucap Rabiot seperti dikutip dari laman Goal.com. “Saya ingin terus berkembang dan belajar dari para pemain lain.” Semangat untuk terus belajar dan berkembang inilah yang membuat Rabiot menjadi salah satu pemain muda yang penuh potensi bagi Prancis.

Qualcomm memperlihatkan evolusi headset VR bisa menghidupkan dongle 5G

Tak selamanya berita berkaitan sepak bola yang menjadi sorotan. Berita terbaru mengenai kemajuan teknologi terutama virtual reality kini banyak diperbincangkan. Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, Qualcomm, baru-baru ini memperlihatkan kemampuan headset VR yang bisa menghidupkan dongle 5G. Maksudnya, pengguna tidak lagi memerlukan kabel panjang untuk terhubung ke jaringan internet maupun perangkat pemancar sinyal 5G.

Dalam sebuah acara yang digelar pada pekan lalu, Qualcomm memperlihatkan prototipe headset VR yang dihubungkan dengan sebuah dongle 5G. Meskipun masih berbentuk prototipe, namun perangkat tersebut berhasil memperlihatkan kemampuan yang cukup impresif. Dalam demo yang disuguhkan oleh Qualcomm, pengguna bisa mengalami pengalaman virtual reality dengan kualitas yang jauh lebih baik dibandingkan dengan teknologi VR yang tersedia saat ini.

Lebih penting lagi, headset VR tersebut juga memanfaatkan teknologi bertenaga 5G untuk membantu sistem pengiriman data yang lebih cepat dan lancar. Karena menggunakan teknologi 5G, headset VR sebuah tidak lagi memerlukan kabel panjang untuk terhubung dengan jaringan internet atau perangkat pemancar sinyal 5G. Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi pengguna yang ingin menikmati pengalaman VR yang lebih lancar tanpa harus terlalu direpotkan dengan kabel-kabel yang mengganggu.

Dalam acara tersebut, Qualcomm juga memperlihatkan prototipe dongle 5G yang nantinya bisa dikoneksikan dengan berbagai macam perangkat, termasuk laptop maupun televisi. Hal ini menunjukkan upaya Qualcomm untuk menjadikan teknologi 5G sebagai kekuatan utama bagi industri teknologi di masa depan. Dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama, teknologi 5G diperkirakan akan menguasai hampir seluruh aspek kehidupan manusia, mulai dari kesehatan, hiburan, hingga transportasi.

Simak juga: Hasil Pertandingan Sepak Bola Hari Ini – Milik Juventus, Pogba Kembali Ke Manchester United!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *