Penyelenggara Liga Sepak Bola Indonesia
Dirut PSM, Munafri Arifuddin, berharap bahwa PSSI akan mempercepat penggunaan VAR (Video Assistant Referee) dalam menilai keputusan wasit pada pertandingan sepak bola.
VAR diperkenalkan di level tertinggi sepak bola dunia pada Piala Dunia 2018 dan sejak itu mulai diadopsi oleh beberapa liga teratas di Eropa. Namun, di Indonesia, penggunaan VAR masih tergolong baru dan tidak banyak digunakan.
Munafri mengungkapkan harapannya saat menjadi panelis dalam diskusi online yang diadakan oleh Kompas.com. Ia juga menyebutkan bahwa penggunaan teknologi VAR dapat membantu meminimalisir kesalahan wasit dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat meningkatkan kualitas pertandingan.
Selain itu, Munafri juga singgung tentang pendirian Erick Thohir, Presiden Klub Sepak Bola Inter Milan yang juga anggota Komite Eksekutif FIFA, yang menyatakan kekhawatirannya atas penggunaan VAR yang berlebihan dalam sepak bola.
Menurut Munafri, pendapat Erick Thohir seharusnya tidak dijadikan acuan, dan PSSI tetap harus bergerak maju dalam melakukan pembenahan pada kompetisi sepak bola di Indonesia, termasuk dalam hal penggunaan teknologi VAR.
Tantangan dalam Penerapan VAR di Indonesia
Walaupun PSSI sudah mulai menggunakan VAR dalam beberapa pertandingan penting, seperti Piala Menpora dan Liga 1, penggunaannya masih terbatas. Ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam penerapan VAR di Indonesia, di antaranya adalah:
- Kurangnya ketersediaan teknologi dan pengalaman para wasit dalam menggunakan VAR
- Keterbatasan anggaran untuk memasang sistem teknologi VAR pada stadion-stadion yang belum terpasang
- Kesulitan untuk menarik sponsorm untuk mensupport penggunaan teknologi VAR
Namun demikian, Munafri menegaskan bahwa PSSI harus terus berusaha untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut agar penggunaan VAR dapat ditingkatkan dan berkembang di Indonesia.
Dalam diskusi yang sama, ada pula pandangan positif dari Chief Football Officer (CFO) PT Liga Indonesia Baru (LIB), Cucu Somantri. Menurutnya, penggunaan VAR dapat membawa dampak positif dalam meningkatkan integritas dan kualitas sepak bola di Indonesia, dan harus terus didorong dan dikembangkan oleh PSSI dan klub-klub sepak bola.