smsi

Son Merasa Bertanggung Jawab Atas Hengkangnya Conte Dari Tottenham

Mauricio Pochettino dipecat pada November 2019, Jose Mourinho diangkat sebagai penggantinya pada bulan November 2019, lalu Mourinho dipecat pada bulan April 2021, dan Antonio Conte diperkirakan akan diangkat sebagai penggantinya. Kemudian, hanya beberapa minggu setelah kabar itu muncul, Tottenham Hotspur mengumumkan bahwa mereka telah memutuskan untuk membatalkan kesepakatan dengan pelatih Italia tersebut.

Sebagai CEO Tottenham Hotspur, Daniel Levy tentu saja memiliki kepentingan besar dalam penunjukan pelatih baru untuk menjalani masa depan klub di London Utara tersebut. Namun, menurut laporan terbaru, Levy tidak hanya mengambil keputusan sendirian tanpa berbicara dengan ketua klub, perintis proyek-pembangunan stadion, yaitu Joe Lewis, dan anak-anaknya.

Hal itu menimbulkan spekulasi bahwa keputusan buruk yang diambil oleh klub tersebut dapat memicu ketegangan di antara staf manajemen dan pemilik klub, dan juga meningkatkan tekanan terhadap CEO Spurs tersebut.

Namun, sesuai dengan karakternya, CEO Tottenham Hotspur, Daniel Levy, dengan tegas membantah semua tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa keputusan untuk membatalkan kontrak dengan pelatih Antonio Conte didasarkan semata-mata pada masalah finansial.

Dia menegaskan keinginan Spurs untuk mempertahankan konsistensi dalam hal membangun tim yang sehat secara finansial dalam jangka panjang, yang memunculkan keraguan besar tentang kesepakatan antara Levy dan Conte.

Namun, seperti yang dilaporkan oleh surat kabar Inggris The Telegraph, ada satu orang yang merasa bertanggung jawab atas kegagalan Tottenham dalam menyelesaikan kesepakatan dengan Conte, dan orang itu bukan Daniel Levy.

Orang tersebut adalah Chairman Spurs, Daniel Son. Menurut laporan tersebut, Son merasa bertanggung jawab karena gagal menjaga ekspektasi Conte ketika membawa klub itu ke dalam diskusi. Dia memberitahu pemilik klub bahwa Conte sudah tinggal di London dan telah melakukan segala persiapan untuk mulai bekerja sehingga membuat pemilik klub tertarik untuk menjual harga yang cukup besar untuk mengamankan tanda tangan Conte.

Namun, di balik layar, Tottenham harus menyederhanakan preferensi Conte tentang komitmen awal dalam kontrak dan perencanaan tim. Conte ingin Spurs mendatangkan beberapa pemain untuk memperkuat skuad, tetapi Spurs tidak dapat memenuhi permintaan tersebut, sehingga membuka celah bagi klub-klub lain untuk memperebutkan tanda tangan pelatih mantan Inter Milan dan Chelsea tersebut.

Ada juga laporan mengejutkan lainnya bahwa Antonio Conte sebenarnya tidak terlalu antusias dengan penunjukan Spurs sebagai pelatihnya karena klub tersebut dianggap bukanlah kandidat terbaik untuk memenuhi ambisi kariernya. Mantan bos Inter Milan tersebut, awalnya tertarik dengan Jabatan pelatih Manchester United sebelum akhirnya dipilih Ole Gunnar Solskjaer, begitu juga dengan pekerjaan di Real Madrid, yang akhirnya dipegang oleh Carlo Ancelotti.

Namun, sejauh ini, belum ada konfirmasi yang sah untuk spekulasi tersebut, dan Tottenham masih mencari opsi terbaik untuk mengangkat pelatih baru mereka.

Namun, kesalahan terbesar dalam proses perburuan pelatih nampaknya jatuh pada kerja sama antara chairman dan pemilik klub. Keputusan untuk membatalkan kesepakatan dengan pelatih kelas dunia Antonio Conte dapat menciptakan tekanan dan ketidakstabilan di dalam klub, terutama ketika Spurs mencoba untuk merencanakan strategi jangka panjang mereka.

Jelas bahwa hanya waktu yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan tentang apa yang terjadi dengan Tottenham dan di mana mereka akan membawa klub tersebut ke arah mana. Namun, satu hal yang pasti adalah bahwa pelajaran penting harus diambil dari proses perburuan pelatih yang buruk tersebut, yang dapat memengaruhi masa depan klub untuk waktu yang lama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *