smsi

Dosen Universitas Dhyana Pura Gelar Pelatihan Pengolahan Makanan Kepada Kelompok Usaha Kuliner Desa Rejasa Bali

Bali – Banjar Klembang Desa Rejasa, Kecamatan Penebel Kabupaten Panabel, Bali merupakan sebuah daerah dengan sumber daya alam yang masih alami dan berpotensi sebagai New Destinasi Pariwisata atau tujuan Pariwisata Baru di Provinsi Bali.

Udaranya yang sejuk dengan pemandangan persawahan, kebun buah-buahan dan tanaman lainya menggambarkan suasana pedesaan didaerah tersebut terlihat asri dan jauh dari keramaian dan polusi udara.

Untuk menuju ke Banjar Klembang, Desa Rejasana, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali ini, para wisatawan harus menempuh waktu perjalanan sekitar 45 menit dari Universitas Dhyan Pura Bali menggunakan kendaraan roda 4 maupun kendaraan roda dua.

Sebagai informasi, dari jumlah 1.500 wisatawan asing yang datang ke Bali, Desa Rejasa di Kabupaten Tabanan merupakan daerah yang wajib di kunjungi. Bahkan para turis yang berasal dari berbagai negara memilih untuk tinggal dalam waktu yang cukup lama dengan cara menyewa rumah penduduk setempat sebagai tempat peristirahatan mereka.

Selain menikmati suasana alam, makanan minuman serta buah- buahan lokal saat panen, para wisatawan yang datang ke Desa tersebut juga dapat melakukan aktivitas lainnya, seperti Tracking sungai dan sawah, Camping, bahkan memancing di kolam warga sampai merasakan sensasi kehangatan Air Trebusan Gunung Batur.

Melihat banyaknya potensi yang dimiliki Desa Rejasana, menjadikan perhatian bagi salah satu mitra UMKM yaitu Ni Nyoman Kristin seorang pengusaha “Jeg Pasti Happy” penyedia makanan lokal seperti timbungan, be nyalian mebejek, jukut nangke balung dan kelompok Ufikgen memproduksi jajanan pasar memenuhi kebutuhan pariwisata khususnya di bidang kuliner yang dikelola secara tradisional.

Namun dalam perjalanannya, usaha lokal tersebut sering mengalami beberapa hambatan seperti:

1 .Kurangnya keterampilan para anggotanya dalam mengolah makanan dan minum para tamu asing.

2 . Minimnya kemampuan anggota dalam merancang sebuah menu yang sesuai dengan lidah para wisatawan asing, sehingga dinilai telalu pedas dan sangat identik dengan bumbu-bumbu khas lokal.

3 .Rendahnya ketersediaan stok makanan khas dari desa setempat untuk di jadikan oleh-oleh atau buah tangan bagi wisatawan.

4 . Rendahnya penerapan hygiene dan sanitasi anggota dalam mengolah makanan maupun minuman yang akan dijajakan kepada masyarakat pendatang. Salah satu faktor yang harus diperhatikan mengingat Bali merupakan tempat wisata Internasional, maka sudah selayaknya menyajikan makanan yang hygienes dan sanitasi yang baik dengan kandungn gizi yang terpelihara dalam makanan akan menjadi pehatian para tamu yang datang.

5 .Rendahnya kualitas keterampilan sumber daya manusia anggota kelompok dalam penggunaan Bahasa Inggris yang diterapkan pada daftar menu sebagai aplikasi menu-menu yang akan dijual oleh UMKM kelompok kulinernya lokal.

Berangkat dari permasalahan tersebut, Tim dari Universitas Dhyana Pura yang terdiri dari Ni Ketut Wiradnyani,SP.,M. sebagai Ketua, DR Made Yoga Parwata,M.Kes (anggota-1) dan Ni Kadek Widyastuti,M.Par sebagai (angota-2) memberikan perhatian serius untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas produk lokal yang memiliki manfaat besar dan menjadikan sumber pendapatan bagi masyarakat setempat yaitu pembuatan makanan lokal yang diolah menjadi makanan kontinental.

“Kami melakukan kegiatan pelatihan pembuatan beberapa menu modern jajanan pasar yang layak diterima masyarak dengan harga yang cukup terjangkau, bergizi serta mendapat penanganan secara hygienis dengan alat sanitasi yang memadai. “Kata Ni Ketut Wiradnyani,SP.,M.Si dalam keterangan tertulisnya. Senin (09/09).

Menurutnya, memaksimalkan sumberdaya kelompok mitra Happygen dan Ufikgen dalam pengolahan makanan tradisional, tim dari Universitas Dhyana Pura melakukan inovasi yaitu mengolah makanan menjadi Frozen (makanan yang dibekukan). Tentunya makanan itu tetap lezat, bergizi dan higienis dan hasilnya dapat dijadikan oleh-oleh seperti Chibung, Jile, Kalemo, Kaleco, Dulie, sehingga tetap tersedia dijual dipasaran.

“Tentunya makanan Frozen yang sudah selesai diproduksi didalam kemasan juga kami lengkapi dengan keterangan berbahasa Inggris sebagai pengantar dalam daftar makanan untuk membantu para wisatawan asing ataupun pembeli agar mereka tau apa saja bahan dari cita rasa masakan yang terdapat pada makanan atau jajanan tersebut. “Ungkapnya.

Dosen Universitas Dhyana Pura Gelar Pelatihan Pengolahan Makanan Kepada Kelompok Usaha Kuliner Desa Rejasa Bali, Deempatbelas.com
Pelatihan Pengolahan Makanan Frozen kepada kelompok masyarakat

Bersama dana hibah Kemenristek Dikti, Tim Universitas Dhyana Pura telah menyerahkan beberapa alat besar seperti Oven Zepelin dengan kapasitas produksi 500 pcs per jam untuk meningkatkan omset penjualan, kualitas maupun kuantitas produk. Air frayer, pengering minyak, stove, dan beberapa piranti kecil, alat-alat saniter dan keselamatan kerja yang dipergunakan selama pelatihan dan pendampingan kelompok Kuliner UMKM Banjar Klembang

“Semoga pengabdian kemitraan masyarakat yang kami dilakukan di Banjar Klembang, Desa Rejasa, Penebel Tabanan Bali memiliki dampak yang berarti bagi masyarakat setempat maupun pariwisatanya dengan harapan dapat terus berlanjut khususnya dalam pengembangan usaha produksi makanan lokal, perluasan pemasaran produk, sehingga dampak yang dihasilkan nanti menciptakan lapangan pekerjaan baru dan sumber pendapatan baru bagi masyarakat. “Tutupnya.

Dosen Universitas Dhyana Pura Gelar Pelatihan Pengolahan Makanan Kepada Kelompok Usaha Kuliner Desa Rejasa Bali, Deempatbelas.com

Sementara itu, salah satu mitra sekaligus pelaku UMKM, Ni Nyoman Kristin mengucapkan terimakasih kepada Kemenristek Dikti RI atas perhatiannya melalui tim PKM Universitas Dhyana Pura yang telah mendampingi dan memberikan pelatihan serta peralatan produksi kepada masyarakat.

“Atas nama masyarakat khususnya pelaku UMKM kami mengucapkan terimakasih sudah dibekali dengan pelatihan pengolahan makanan beserta alat produksinya sekaligus. Tentunya manfaat yang dirasakan bagi pelaku usaha sangat besar seperti proses pekerjaan lebih efektif dan efisien terutama waktu pekerjaan lebih cepat, kemudian produksi yang terus meningkat serta omset bertambahnya omset penjualan.

“Selain itu manfaat lainnya menambah lapangan pekerjaan baru dan menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat khususnya warga lokal. “Tambahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *