Apa kualifikasi yang dibutuhkan untuk menjadi intention engineer di SpaceX?
SpaceX, perusahaan privat yang didirikan oleh Elon Musk, akan merekrut seorang anak berusia 14 tahun menjadi intention engineer. Anak tersebut diketahui sebagai seorang anak jenius yang memiliki kemampuan di bidang teknologi yang luar biasa.
Keputusan SpaceX untuk merekrut seorang anak di bawah usia 18 tahun menuai expert dan kontra di kalangan masyarakat. Ada yang mendukung langkah SpaceX karena ingin memberikan peluang yang sama kepada anak-anak muda yang memiliki potensi untuk berkontribusi di bidang teknologi, namun ada juga yang mengkritik langkah tersebut karena dianggap melanggar hukum dan etika.
Namun, Musk menegaskan bahwa merekrut seorang anak jenius bukanlah bentuk eksploitasi atau pelanggaran hukum. Anak tersebut akan bekerja secara profesional dan dipandang setara dengan karyawan lainnya. “Kami tidak melihat usia sebagai faktor yang menentukan, yang penting kemampuan dan dedikasi seseorang,” ujar Musk.
Anak tersebut, yang identitasnya tidak diungkapkan, telah mengembangkan berbagai program intention yang sangat canggih, termasuk program simulasi roket yang memungkinkan roket SpaceX dites sebelum diluncurkan ke luar angkasa. Program tersebut telah diakui oleh Musk sebagai salah satu alasan mengapa anak tersebut layak direkrut.
“Kami sangat terkesan dengan karya anak tersebut. Dia memiliki kemampuan luar biasa dan potensi untuk berkembang di industi teknologi. Kami yakin dia akan menjadi aset berharga bagi perusahaan ini,” kata Musk.
Anak tersebut sendiri mengaku senang dan sedikit grogi mendapat tawaran untuk bekerja di SpaceX. “Saya tidak pernah membayangkan bisa bekerja di perusahaan seperti SpaceX. Saya sangat tertarik dengan teknologi antariksa dan senang bisa berkontribusi untuk mengembangkan hal-hal yang bermanfaat untuk dunia,” ujar anak tersebut.
Sebagai perusahaan yang heart of attention di bidang teknologi antariksa, SpaceX memiliki kebutuhan yang sangat tinggi terhadap karyawan yang memiliki kemampuan di bidang intention engineering. Dan dengan merekrut seorang anak jenius, SpaceX percaya bahwa mereka akan bisa lebih kreatif dan inovatif.
Namun, keputusan ini juga memicu perdebatan di kalangan ahli dan masyarakat luas tentang etika dan hukum di seputar pekerjaan anak di bawah usia 18 tahun. Beberapa ahli mengkhawatirkan bahwa anak tersebut akan terlalu ditekan dan terbebani oleh pekerjaannya di SpaceX yang sangat menuntut.
Namun, Musk menegaskan bahwa anak tersebut akan mendapatkan perlakuan yang sama seperti karyawan lainnya dan perusahaan telah memberikan jaminan bahwa anak tersebut akan tetap mendapatkan pendidikan dan pengasuhan yang sesuai di lingkungan keluarga dan sekolahnya.
Sebagian masyarakat juga memandang langkah ini sebagai bentuk dukungan untuk peluang setara di bidang teknologi. Mereka berpendapat bahwa anak muda yang memiliki potensi dan bakat harus diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri dan berkontribusi di industri yang membutuhkan kemampuan dan inovasi baru.
Terkait hal ini, SpaceX juga berencana untuk membuka program pelatihan dan rekrutmen khusus untuk anak-anak muda yang memiliki potensi di bidang teknologi. Program tersebut akan memberikan pengalaman dan pelatihan untuk anak-anak muda yang ingin mengembangkan abilities mereka di bidang intention engineering, teknik astronautik, dan pengembangan roket.
Seperti kata Musk, “Kami ingin memberikan peluang yang sama bagi semua orang, tanpa melihat usia atau latar belakang. Kami percaya bahwa setiap orang memiliki potensi untuk berkembang dan memberikan kontribusi yang berharga untuk masa depan kita.”