bappeda

bappeda

Pendapat Hideo Kojima Terhadap AI, Manusia Tidak Bisa Tergantikan Di Bidang Seni


Mengapa titik fokus Kojima pada manusia yang seharusnya dikumpulkan tidak lagi digantikan dalam pertukaran seni kreatif?

Tokyo – Kreativitas dan seni adalah aspek yang unik dari manusia. Meskipun teknologi terus berkembang, mulai dari kecerdasan buatan dan robotika, pendiri game developer legendaris Hideo Kojima percaya bahwa manusia tidak dapat sepenuhnya digantikan oleh kecerdasan buatan dalam bidang seni.

Menurut Kojima, meskipun teknologi terus berkembang dan keberadaan teknologi kecerdasan buatan sama sekali tidak dapat dihindari, keunikan yang dihasilkan oleh manusia dalam seni tidak dapat disamakan oleh kecerdasan buatan bahkan dengan knowledge dan algoritma terbaik.

“Dalam seni, tidak hanya tentang cara kerjanya atau kecepatannya, tapi juga tentang ide-ide dan kreativitas yang hanya bisa muncul dari hati manusia,” kata Kojima dalam sebuah wawancara dengan sebuah media.

Kojima mengatakan bahwa meskipun kecerdasan buatan dapat menciptakan keindahan dalam produksi seni, seperti musik dan gambar, algoritma yang digunakan tetap saja hanya mengikuti pola yang sudah ditentukan. Algoritma tidak akan pernah bisa memiliki imajinasi atau perasaan.

“Ketika menciptakan konten seni, sering kali membutuhkan perasaan dan intuisi yang memunculkan ide-ide baru yang berbeda dengan algoritma, selalu ada perspektif baru dalam menunjukkan emosi dan ide tentang dunia,” kata Kojima.

Kojima, yang dikenal sebagai salah satu game developer terbaik di dunia, berbicara dengan keyakinan tentang keuntungan yang dimiliki manusia dibandingkan dengan kecerdasan buatan. Ia menyatakan bahwa meskipun mesin dapat mengambil tugas manusia di bidang seni, kelebihan dari kreativitas manusia tidak dapat disubstitusi oleh kecerdasan buatan.

“Algoritma hanya dapat mengikuti dan mempertahankan kreativitas manusia,” kata Kojima. “Mereka dapat mengikuti pola yang sama dalam konten seni, tetapi kelebihan manusia dalam menciptakan seni tidak dapat disubstitusi oleh teknologi,” tambahnya.

Kojima, yang saat ini sedang mengerjakan game terbarunya, mengatakan bahwa tidak hanya dalam bidang seni, manusia masih memiliki banyak kelebihan dalam situasi yang lebih luas, termasuk untuk membuat keputusan berdasarkan intuisi, empati dan hubungan manusia yang lebih luas.

Dia mengatakan bahwa hanya manusia, sebagai makhluk yang kompleks dan memiliki kemampuan untuk merasakan, yang dapat memahami dan merasakan emosi dari seni. Hal inilah yang menjadikan manusia selalu mendapat tempat khusus dalam dunia seni.

“Dalam seni, manusia selalu berada di tempat khusus, karena hanya manusia yang dapat memahami dan merasakan emosi dari seni,” kata Kojima. “Ketika anda melihat pemandangan atau mendengarkan musik, anda mengalami keindahan yang membuat anda merasa seperti manusia,” katanya.

Kojima percaya bahwa keberadaan teknologi kecerdasan buatan dapat membantu manusia dalam beberapa hal di masa depan, tetapi manusia harus tetap fokus pada keunikan yang dihasilkan oleh kreativitas dan seni manusia. Dengan begitu, teknologi dapat mengikuti manusia dan membantu dalam mencapai tujuan yang lebih besar.

“Kita harus menemukan cara untuk menggunakan teknologi dalam bidang seni untuk membantu manusia, tetapi selalu ada keunggulan manusia yang harus dijaga,” kata Kojima.

Dalam kesimpulannya, Kojima memperlihatkan pemikirannya mengenai peran manusia dalam menciptakan karya seni. Ia menyatakan bahwa meskipun kecerdasan buatan dapat berkembang dengan pesat, manusia harus tetap memperhatikan khasiat dan keunikan yang dimiliki manusia.

Manusia tidak dapat digantikan oleh kecerdasan buatan dalam bidang seni, karena kelebihan yang dimiliki manusia seperti kreativitas, imajinasi dan perasaan masih menjadi elemen yang unik dalam seni. Meskipun teknologi kecerdasan buatan dapat membantu, manusia harus tetap mempertahankan keunikan yang hanya dapat dihasilkan oleh manusia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *