BALI – Tim peneliti Universitas Dhyana Pura (UNDHIRA) Bali melaksanakan Webinar Nasional Senin, 4 Juli 2022 di Denpasar Bali. Kegiatan itu digelar secara hybrid menggunakan media zoom dengan mengusung tema “Tourism Entrepreneurship dalam Pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas”.
Webinar Nasional tersebut menghadirkan berbagai Narasumber yang luar biasa serta berkompeten di bidangnya dan dibuka langsung oleh, Dr. Ni Made Diana Erfiani, S.S., M.Hum selaku Wakil Rektor Bidang Akademik, Riset, Inovasi, Kemahasiswaan, dan Alumni UNDHIRA.
Keynote Speaker, Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, S.E., MMA., M.A,. Narasumber Dr. Drs. Pantas H. Silaban, MBA (Direktur Pascasarjana Universitas Nomensen Sumatera Utara). Tim peneliti UNDHIRA yaitu Dr. Dermawan Waruwu, M.Si (Ketua). Dr. R. Tri Priyono Budi Santoso, M.M (Anggota) dan Dr. I Wayan Ruspendi Junaedi, M.A (Anggota).

Adapun peserta yang mengikuti berjumlah 358 orang dari seluruh Indonesia antara lain dosen dan mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi, tokoh masyarakat, tokoh adat, praktisi pariwisata, pengusaha, tokoh agama, dan pegiat media sosial.
Kegiatan webinar nasional ini merupakan tindak lanjut dari hasil penelitian Dr. Dermawan bersama tim yang berjudul “Model Pemberdayaan Masyarakat Lokal Melalui Tourism Entrepreneurship pada Destinasi Pariwisata Super Prioritas dalam Pemulihan Ekonomi dan Pariwisata Nasional” hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).
Penelitian ini difokuskan pada Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) atau (Lima Bali Baru) dan tahun 2022 ini berlokasi di kawasan wisata Danau Toba (Sumatera Utara) dan Mandalika (Nusa Tenggara Barat).
Perhatian Pemerintah terhadap pengembangan DPSP ini tentu saja harus didukung oleh semua pihak antara lain masyarakat lokal, akademisi, pengusaha, dan penggerak media teknologi. Dalam RAPBN 2021 dialokasikan anggaran sekitar Rp14,4 triliun untuk pembangunan dan pengembangan sektor pariwisata nasional sekaligus peningkatan ekonomi nasional. Pengembangan DPSP Danau Toba Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp1,07 triliun untuk 21 kegiatan yaitu preservasi jalan, jembatan, penataan Kampung Ulos Huta Raja, penataan Huta Siallagan, peningkatan kualitas rumah swadaya, homestay, dan lain-lain.
“Perhatian pemerintah melalui dana yang cukup besar ini harus diimplementasikan secara transparan, akuntanbel, dan tentu saja harus bermanfaat bagi masyarakat lokal. “Kata Dr Dermawan Waruwu.
Tim peneliti menemukan beberapa hal di lokasi penelitian yaitu :
– Pertama, perhatian pemerintah dalam pembangunan sarana dan prasarana pendukung DPSP sudah cukup memadai.
-Kedua, pemerintah masih kurang dalam pemberdayaan masyarakat, secara khusus dalam pelatihan, pendampingan, dan pembinaan pada bidang UMKM serta hospitality sesuai sapta pesona pariwisata.
-Ketiga, masyarakat, pengusaha, dan penggerak UMKM masih bergerak secara sektoral dalam mengembangkan destinasi wisata ini.
-Keempat, pemerintah, pengusaha, UMKM, dan masyarakat kurang kolaborasi dan komunikasi dalam mempromosikan maupun memasarkan produk pariwisata yang ada di kawasan Danau Toba, sehingga lebih banyak terjadinya tawar menawar antara pemberi jasa dengan wisatawan.
-Kelima, permodalan terhadap UMKM masih minim, sehingga usaha yang dikelola oleh masyarakat lokal masih berskala kecil atau sederhana karena modal dari perbankan pemerintah sulit untuk mengaksesnya, sehingga masyarakat lokal belum bisa memenuhi kebutuhan wisatawan secara maksimal.
– Keenam, ATM dan pembayaran non tunai masih sangat minim, sehingga wisatawan merasa kesulitan dalam melakukan transaksi keuangan.
Ketiga tim peneliti yang pernah berhasil memenangkan beberapa hibah penelitian maupun pengabdian dari pemerintah itu mengatakan. Hasil penelitian ini terkonfirmasi dan sekaligus menjadi bahan evaluasi bagi pengembangan DPSP Danau Toba.

Sedangkan materi yang disampaikan oleh Dr. I Gusti Bagus Rai Utama yaitu, empat aspek pariwisata (4A) yaitu. Attractions (daya tarik), Accesability (transportasi), Amenities (fasilitas), dan Ancillary (kelembagaan).
“Selain itu, peluang usaha yang didapatkan dari kegiatan pawisata adalah jasa akomodasi, jasa penyediaan makanan dan minuman, jasa transportasi wisata, jasa pemanduan dan biro perjalanan wisata, jasa pagelaran budaya, jasa rekreasi dan hiburan, dan jasa keuangan pariwisata. “Ungkap Dr. Rai Utama selaku Rektor Universitas Dhyana Pura dan pakar pariwisata.
Keberhasilan pelaksanaan penelitian maupun seminar ini tidak terlepas dari kerja sama (tindak lanjut MoU) yang terjalin antara HKBP dan STT Pelita Kebenaran (Rumah Persembahan Medan) dengan Universitas Undhira Bali.
Dosen dari STT Pelita kebenaran memfasilitasi kegiatan penelitian yang dilakukan di Danau Toba selama beberapa hari. Dan wujud kerja sama dari HKBP mengutus Dr. Pantas H. Silaban sebagai narasumber pada webinar nasional tersebut.
Penerapan Tourism Entrepreneurship di kawasan Danau Toba dapat dilihat pada berbagai kegiatan yaitu perlombaan musik tradisional antar sekolah, kompetisi sanggar antar kecamatan, festival etnik, kuliner. sport, seni, dan orchestra music tradisional.
Peranan UMKM dalam pembangunan ekonomi akan menghasilkan: penggerak utama kegiatan ekonomi nasional, meningkatkan lapangan kerja dan distribusi pendapatan yang lebih adil, mengurangi tingkat kejahatan, mendukung produktivitas daerah dalam pemanfaatan sumber daya. Tegas Dr. Pantas yang menyelesaikan MBA di Western Michigan University.
Dr. Budi Santoso mengatakan bahwa technopreneur merupakan hal penting bagi pengembangan produk-produk yang dihasilkan oleh masyarakat di kawasan wisata Danau Toba. Sedangkan Dr. Ruspendi mengungkapkan bahwa peningkatan kesejahteraan masyarakat Danau Toba dapat terwujud melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat adat atau masyarakat lokal.
Dalam mengembangkan destinasi wisata Danau Toba tidak perlu sama dengan daerah lain, tetapi berusaha mengemas potensi alam, budaya, kearifan lokal, dan berbagai potensi lainnya, sehingga menarik bagi wisatawan karena memiliki keunikan tersendiri.
Dr Dermawan Waruwu menjelaskan, pengemasan produk pariwisata ini sangat mudah bagi dosen maupun mahasiswa Universitas Dhyana Pura karena memang keahlian mereka telah teruji di dunia industri dan usaha pariwisata di Bali.
“Keunikan ini tidak akan pernah membuat wisatawan bosan, tetapi akan tetap hidup dan berkembang sesuai jamannya, “ungkap Dr.Dermawan Waruwu selaku Ketua Tim Peneliti serta memiliki pengalaman dalam pengembangan desa wisata berbasis kearifan lokal.
Kegiatan webinar nasional ini terlaksana berkat kerja keras dan kreativitas panitia serta mahasiswa Manajemen Bisnis Pariwisata Universitas Dhyana Pura Bali.