ads

Ini Hasil Penelitian Dosen Undhira Bali di Mandalika Lombok Menuju Pariwisata Dunia

Dempatbelas.com – Mandalika merupakan salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) atau “Lima Bali Baru” yang sedang dikembangkan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB).

Perhatian Pemerintah terlihat dari pembangunan infrastruktur serta sarana dan prasarana yang terus dikerjakan sampai saat ini. Teristimewa Sirkuit Mandalika yang beberapa bulan lalu menjadi arena balap Motor GP tingkat dunia pada tanggal 18 – 20 Maret 2022 menjadi daya tarik bagi wisata. Sirkuit tersebut dapat menghadirkan puluhan ribu orang, bahkan jutaan mata melihat keunikan kawasan Sirkuit Mandalika dan sekitarnya.

Pengembangan Mandalika yang sedang dilakukan oleh pemerintah harus didukung oleh semua pihak antara lain masyarakat, akademisi, pengusaha, dan penggerak media teknologi. Sebab, biaya yang disiapkan oleh Pemerintah untuk pembangunan Sirkuit Mandalika sekitar Rp2,49 triliun yang bersumber dari APBN, Penanaman Modal Negara (PMN), dan non tunai kepada Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).

Ini Hasil Penelitian Dosen Undhira Bali di Mandalika Lombok Menuju Pariwisata Dunia, Deempatbelas.com
Foto masyarakatnya sebagai Peserta Dilatih Menjadi Pelaku UMKM.

Dengan beragam keistimewaan Mandalika, Dosen Universitas Dhyana Pura (Undhira) Bali memberikan dukungan nyata dalam pengembangan pengembangan DPSP Mandalika melalui kegiatan penelitian yang berjudul “Model Pemberdayaan Masyarakat Lokal Melalui Tourism Entrepreneurship pada Destinasi Pariwisata Super Prioritas dalam Pemulihan Ekonomi dan Pariwisata Nasional”. Penelitian ini merupakan program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).

Menurut Dr. Dermawan Waruwu selaku dosen Fakultas Ekonomika, Bisnis, dan Humaniora Undhira Bali bahwa penelitian ini bertujuan untuk memetakan jenis, bentuk, strategi, model, dan kebijakan yang relevan terhadap pemberdayaan masyarakat lokal di kawasan Mandalika dan sekitarnya melalui tourism entrepreneurship. Tujuan akhirnya adalah pemulihan ekonomi dan pariwisata nasional setelah dilanda oleh pandemi Covid-19.

Ini Hasil Penelitian Dosen Undhira Bali di Mandalika Lombok Menuju Pariwisata Dunia, Deempatbelas.com
Foto Pengelola Wisata Kampung Sade.

Pantauan Tim peneliti sejak tanggal 14-19 Juli 2022 di Desa Kuta Mandalika, Desa Rembitan (Kampung Sade), Desa Gili Indah (Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air), Kota Mataram, Senggigi, Ampenan, dan desa lainnya menunjukkan bahwa perhatian pemerintah dalam pembangunan sarana dan prasarana pendukung DPSP sudah cukup memadai. Masyarakat maupun wisatawan sangat senang telah ditetapkan oleh pemerintah Mandalika sebagai DPSP. Masyarakat sangat senang perhatian Presiden Joko Widodo atas pengembangan Mandalika dan sekitarnya, namun program pemerintah ini belum sepenuhnya terealisasi di masyarakat.

Beberapa tokoh agama, wisatawan, pengusaha, dan akademisi mengharapkan agar pembangunan serta pengembangan destinasi wisata Mandalika dan sekitarnya terus ditingkatkan.

Masyarakat lokal juga mengharapkan agar diberikan pelatihan dan pendampingan dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal, sehingga bisa memberikan pelayanan maksimal kepada wisatawan.

Ini Hasil Penelitian Dosen Undhira Bali di Mandalika Lombok Menuju Pariwisata Dunia, Deempatbelas.com
Foto sejumlah Wisatawan lokal dan turis di Kampung Sasak Sade.

“Oleh sebab itu, masyarakat dan pondok pesantren ikut menyiapkan SDM berkualitas di bidang pariwisata dan perhotelan yang menekankan pada pariwisata spiritual, “ungkap TGH. Mustamin Hafifi, Lc., M.Pd. selaku Ketua Yayasan Yanurain NW Gonjong yang bercita-cita membangun SMK berbasis pariwisata di pondok pesantrennya.

Manem, S.Pd selaku Ketua Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) NTB yang sekaligus sebagai pelaku usaha travel dan kuliner di ITDC mengatakan, adanya modal usaha yang mudah diakses dari perbankan pemerintah dengan bunga yang relatif kecil, sehingga karya seni, budaya, dan berbagai UMKM bisa dikembangkan di daerah ini.

” Kawasan Bazaar Mandalika yang dibangun oleh pemerintah belum dimanfaatkan oleh masyarakat karena wisatawan jarang melewati lokasi tersebut, “tegas Manem.

Salah satu cara untuk memanfaatkan lokasi Bazaar Mandalika ini adalah membuat peta atau rute di kawasan itu, sehingga wisatawan bisa melewati semua UMKM, saran Dr. Dermawan yang memiliki pengalaman dalam pengelolaan desa wisata.

“Pelaku UMKM sangat senang dengan adanya lokasi Bazaar Mandalika, namun modal usaha sangat sulit diakses dari perbankan pemerintah, sehingga pelaku UMKM lebih memilih membeli barang dengan harga tertinggi dari tangan ketiga maupun keempat yang memiliki modal usaha,”ungkap Dr.I Wayan Ruspendi yang berpengalaman dalam pengembangan kewirausahaan masyarakat lokal.

Ini Hasil Penelitian Dosen Undhira Bali di Mandalika Lombok Menuju Pariwisata Dunia, Deempatbelas.com
Para Wisatawan saat Berswafoto di Mandalika.

Potensi Mandalika dan sekitarnya belum dipromosikan serta dikelola secara maksimal oleh pemerintah, pengusaha, dan masyarakat, baik yang menggunakan media sosial maupun brosur.

Atraksi wisata, tari-tarian, budaya, kuliner, souvenir dan berbagai potensi lainnya belum terfasilitasi di hotel maupun tempat umum. Sebagian besar wisatawan tidak mengetahui keunikan dan keunggulan daerah ini.

Menurut Dr. Budi Santoso bahwa penggunaan media teknologi salah satu strategi promosi yang cepat guna meningkatkan minat wisatawan berkunjung ke suatu daerah serta meningkatkan kualitas maupun kuantitas produk pariwisata di Mandalika dan sekitarnya. Penerapan technopreneur di era ini sangat relevan dan penting bagi pengembangan UMKM di Indonesia, tegas Budi yang merupakan Wakil Rektor di Universitas Dhyana Pura Bali.

Ini Hasil Penelitian Dosen Undhira Bali di Mandalika Lombok Menuju Pariwisata Dunia, Deempatbelas.com
Foto Kawasan Wisata Mandalika Lombok.

Lanjut Dr. Dermawan Waruwu menyebutkan, dalam meningkatkan kunjungan wisatawan di Mandalika dan sekitarnya diperlukan pelayanan yang tulus, ramah, dan tertib. Kenyataannya, perilaku para pedagang yang memaksakan setiap wisatawan untuk membeli dagangannya menjadi pemandangan yang kurang baik.

“Bahkan tempat parkir, petugas parkir, dan biaya parkir yang belum teratur, sehingga terkesan pungli bagi wisatawan, “tegas Dr. Dermawan yang sering diundang menjadi narasumber serta Ketua Umum Perkumpulan Doktor Nias Indonesia (PDNI).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *