Medan – Aktivis 98 Muhammad Ikhyar Velayati, mengatakan media nasional di Indonesia di duga mulai ikut setting AS-Israel menyalahkan HAMAS terkait resolusi gencatan senjata di Gaza yang di ajukan AS dan telah di setujui Dewan Keamanan PBB
“Jika kita baca berita media nasional, khususnya Kompas.com, Tempo co dan Detik.com terkait resolusi gencatan senjata yang di setujui DKK PBB, terlihat jelas beberapa media nasional saat ini diduga ikut skenario AS-Israel menyalahkan HAMAS dan membela Israel,” ungkap Ikhyar di Medan,Sabtu (15/6).
Berita kompas pada tanggal 13 Juni 2024 mengangkat judul ” Warga Gaza Kritik Pemimpin Hamas, Ingin Perang Segera Usai”
Berita tersebut menyebut warga Gaza bernama Umm Ala (67) meminta HAMAS untuk mengakhiri perang dan menyetujui gencatan senjata .
“Jika para pemimpin Hamas tertarik untuk mengakhiri perang ini dan mengakhiri penderitaan rakyat Palestina, mereka pasti menyetujui kesepakatan,” kata Umm Ala, yang kini mengungsi di Khan Younis, kota utama di wilayah selatan.
Berita dengan judul dan materi yang sama juga ikut di muat oleh media Tempo.co dan detik.com yang di duga oleh Ikhyar merupakan release pesanan dari agen AS dan Israel untuk mempengaruhi publik Indonesia.
” Jika di lihat dari judul dan materi beritanya yang sangat menyudutkan gerakan pembebasan nasional rakyat Palestina atau HAMAS, saya menduga ini merupakan pesanan untuk mempengaruhi opini publik rakyat Indonesia, termasuk pengambil kebijakan terkait konflik Israel-Palestina” tegas Ikhyar.
Menurut Ikhyar seharusnya media nasional menempatkan isu konflik Palestina-Israel secara objektif dan sesuai fakta di lapangan.
” Kita berharap Media Nasional ikut meliput dan membangun narasi yang sesuai dengan fakta di lapangan, media bisa saja salah dalam meliput, tetapi tidak boleh bohong, apalagi dengan sengaja ikut kebohongan yang di setting zionis internasional dan hal ini merugikan posisi Indonesia di mata Internasional” sindir ikhyar.
Sebelumnya di beritakan, Presiden AS Joe Biden, Mentri Luar Negeri AS Antony Blinken, penasehat keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan serta Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield di berbagai tempat dan media menyatakan HAMAS menolak resolusi DK PBB terkait gencatan senjata.
” Alih alih menanggapi proposal (gencatan senjata) secara positif , mereka (Hamas) justru menuntut perubahan yang luas terhadap kesepakatan tersebut,” kata,” konferensi pers bersama dengan mitranya dari Qatar di Doha.
Tetapi di waktu bersamaan Israel mengisyaratkan menolak gencaran senjata yang di gagas Presiden AS Joe Biden dan tetap akan menyerang HAMAS
Hal ini di utarakan perwakilan Israel di PBB Reut Shapir Ben Naftaly.
” Israel tidak akan terlibat dalam negosiasi yang tidak berarti dan tanpa akhir, yang dapat dimanfaatkan oleh Hamas sebagai cara untuk mengulur waktu,” kata Ben Naftaly,
Sementara HAMAS secara resmi menerima resolusi gencatan senjata Dewan Keamanan PBB dan siap untuk bernegosiasi mengenai rinciannya. Hal itu disampaikan oleh pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, pada Selasa, 11 Juni 2024.
” Hamas menerima resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai gencatan senjata, penarikan pasukan Israel dan pertukaran tawanan perang dengan tahanan yang ditahan oleh Israel,” kata Zuhri.