Apa saja bentuk rekayasa lalu lintas yang dilakukan untuk mengatur arus balik mudik?
Pertemuan lebar jalan dan libur panjang seringkali menimbulkan masalah di jalan raya. Terutama saat perayaan Hari Raya Idul Fitri, kita dihadapkan pada masalah besar yang disebabkan oleh arus balik dan mudik. Meski telah dilakukan berbagai upaya oleh pihak terkait, rekayasa lalu lintas tetap menjadi isu yang terus menjadi perhatian publik.
Selama libur lebaran, puluhan juta pemudik bergerak ke kampung halamannya dan kemudian kembali ke kota-kota tempat mereka tinggal. Kepadatan lalu lintas di jalan-jalan utama terjadi sebelum dan pada akhir periode libur. Kemacetan lalu lintas ini hampir selalu terkait dengan secuil rekayasa yang bertujuan untuk mengatur arus lalu lintas. Meskipun rekayasa ini dapat membantu mengalirkan arus lalu lintas, namun banyak orang yang merasa bahwa upaya ini belum optimal.
Berdasarkan pengamatan para pengguna jalan, karakteristik lalu lintas yang terjadi selama arus mudik dan balik memiliki beberapa perbedaan. Arus mudik bergerak ke arah barat ke timur, sedangkan arus balik mengalir sebaliknya, dari timur ke barat. Selain itu, kecepatan rata-rata arus mudik cenderung lebih lambat dibandingkan arus balik. Hal ini disebabkan oleh beban berat yang dibawa oleh kendaraan-kendaraan yang bergerak ke arah timur.
Selain karakteristik arusnya, pola transportasi juga berubah dramatis selama liburan lebaran. Mobil mobil berat seperti truk dan bis biasanya tidak diizinkan melintas pada beberapa jalan raya untuk beberapa waktu tertentu. Namun, ketika arus balik terjadi, beberapa jalan raya tersebut kembali dibuka dengan gotong royong. Hal ini mengakibatkan perubahan terjadinya kontur lalu lintas yang sangat cepat dan rentan terhadap kecelakaan.
Para pihak terkait sepakat bahwa salah satu pilihan utama yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan “rekayasa lalu lintas.” Konsep ini sangat diperlukan, terutama di negara-negara berkembang, yang tidak dapat membangun infrastruktur yang memadai untuk mengatasi puluhan juta orang yang pergi dan kembali pada hari yang sama.
Untuk menciptakan rekayasa lalu lintas yang baik, dibutuhkan kerja sama yang erat antara berbagai instansi terkait, seperti Dinas Perhubungan, Kepolisian, Pihak Jalan dan banyak pihak yang lain terkait dengan kelancaran dan keselamatan pengguna jalan. Semua pihak ini harus saling bekerja sama dan saling memberikan kesempatan untuk saling belajar dan beradaptasi.
Kebutuhan utama dalam rekayasa lalu lintas adalah memastikan kelancaran lalu lintas dan keselamatan pengguna jalan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan informasi yang jelas dan memadai kepada pengemudi tentang rute yang seharusnya dipilih atau dihindarkan. Selain itu, sinyal lalu lintas harus cocok dengan situasi dan kondisi aktual lalu lintas di jalan.
Pihak terkait harus mempertegas daerah-daerah yang rawan kecelakaan dan tindakan khusus yang diperlukan untuk meminimalkan resiko. Meningkatkan keamanan jalan dengan melipatgandakan penegakan hukum dalam hukum lalu lintas, memaksimalkan penggunaan kamera CCTV, dan memantau lalu lintas secara langsung dengan drone dapat membantu mencegah kecelakaan fatal.
Selain cara-cara tersebut, rekayasa lalu lintas dapat membantu dengan memberikan lingkungan yang lebih aman untuk para pejalan kaki dan pengguna jalan lainnya. Jalur bersepeda, pengaman di persimpangan dan pelican crossing dapat membantu menyeimbangkan hak-hak pengguna jalan.
Rekayasa lalu lintas yang terus dijalankan secara konsisten selama periode lalu lintas dapat mengurangi kecelakaan dan angka kematian. Selama arus balik dan mudik di bulan Ramadhan, harga tiket pesawat dan kereta api umumnya membludak, sehingga banyak orang yang bersedia menggunakan kendaraannya sendiri untuk pergi ke tempat asalnya ataupun tempat tujuannya. Dengan demikian, beberapa jalan raya mengalami kepadatan luar biasa yang mengakibatkan lalu lintas bergerak lebih lambat dari biasanya, kebutuhan mobilitas menjadi semakin kompleks.
Pada akhirnya, kita dapat menyimpulkan bahwa rekayasa lalu lintas yang dilakukan selama arus balik dan mudik masih perlu ditingkatkan, namun langkah-langkah yang dilakukan selama lima puluh tahun terakhir telah membantu meminimalkan kepadatan lalu lintas dan memberikan lingkungan yang lebih aman bagi pengguna jalan raya. Kita harus terus berusaha untuk memastikan bahwa upaya ini terus ditingkatkan dalam rangka menciptakan arus lalu lintas yang lebih aman dan lancar.