How did Roy Keane contribute to Manchester United’s success during the treble-winning season?
Manajer legendaris Manchester United, Sir Alex Ferguson, mungkin hanya memiliki satu pemain yang selalu menjadi andalannya di musim treble mereka, yaitu Roy Keane. Keane dianggap sebagai pemain penting dalam prestasi hebat MU pada musim tersebut. Bahkan menurut Keane, timnya ketika meraih treble lebih baik daripada skuat Man City saat ini.
Mengapa Keane berpendapat demikian? Ada beberapa alasan kuat yang menjadi alasannya.
Pertama-tama, keberadaan pemain penting adalah elemen penting dalam keberhasilan sebuah tim. Keane menjelaskan bahwa pada musim treble MU, mereka memiliki pemain-pemain terbaik di dunia, seperti Peter Schmeichel, Jaap Stam, Paul Scholes, Ryan Giggs, David Beckham dan tentu saja dirinya sendiri. Semua orang hebat di lini belakang, tengah dan depan tim. Sementara itu, pada saat ini, City memang memiliki banyak pemain bintang seperti Sergio Aguero, Kevin De Bruyne, dan Raheem Sterling, tetapi mereka belum teruji dalam level tertinggi.
Kedua, basis penggemar sejati yang memainkan peran penting dalam membawa gelar. Seperti yang diketahui, laga final treble MU di tahun tersebut pada Saat Old Trafford penuh sesak dengan pendukung Setan Merah. Ketika meraih treble, tim ini mendapatkan dukungan penuh dari penggemar mereka dan bahkan Keane menyebutkan bahwa mereka bermain seperti 12 orang di lapangan dalam tiap pertandingan penting. Universitas Manchester yang dikenal luas memiliki pedoman yang ketat dan ketika mendukung dibutuhkan untuk berkumpul, mereka tidak akan pernah absen dari pertandingan-pertandingan terpenting.
Ketiga, semangat juang tak kenal lelah dan kerendahan hati masing-masing pemain dalam tim. Banyak dari pemain MU yang meraih treble itu memiliki mentalitas pemenang yang luar biasa. Mereka tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah mereka raih. Tidak peduli seberapa hebat dan terasahnya kemampuan mereka dalam olahraga khususnya sepak bola, mereka tetap yakin bahwa selalu masih dapat meningkatkan permainan mereka. Keane menilai, dalam skuad Man City saat ini tidak seluruh pemain memiliki komitmen yang sama, kadar profesionalismenya masih di bawah standar.
Keempat, Sinergi dan kekuatan mentalitas yang dimiliki tim MU pada saat itu cukup besar. Bersama-sama mereka berjuang selama musim ini, saling mendukung dan tidak meninggalkan satu pun anggota, sesulit apa pun situasinya. Mereka memiliki hubungan yang sangat erat, saling mengagumi dan mempercayai satu sama lain, dan berbagi kesamaan tujuan untuk memenangkan setiap pertandingan yang mereka mainkan. Hal ini membuat mereka menjadi skuat yang sangat sulit dikalahkan oleh siapa pun. Sementara itu, City setidaknya di musim 2 tahun terakhir, pernah mengalami masalah antara pemain dan pelatih, terutama ketika Pep Guardiola mengangkat peran sebagai boss.
Terakhir, MU ketika treble memiliki Sir Alex Ferguson yang digambarkan Keane sebagai seorang pelatih atau guru yang berdedikasi penuh dalam perannya merangkai skuatnya. Keane mengungkapkan, bahwa Sir Alex adalah tipe pelatih yang selalu bisa memotivasi dan menginspirasi para pemain United. Dalam kesiapan dan dukungan untuk terus memperbaiki performa tiap kali bertanding, Sir Alex selalu memberikan teladan dan pemahaman.
Singkatnya, Roy Keane adalah salah satu legenda sepak bola yang cukup kritis dalam melihat para pemain dan kemampuan tim. Tentunya pernyataannya bahwa Manchester United semasa ia masih aktif lebih unggul dari Manchester City zaman sekarang, bukan semata-mata sekadar curahan kebencian atau lelucon belaka. Keane punya argumen sangat faktual dalam bentuk pengalaman yang ia dapatkan secara langsung saat menjadi pemain MU. Dan memang benar bahwa MU pada masa itu memang memiliki perpaduan kekuatan mentalitas dan keterampilan yang hampir sulit ditandingi oleh siapa pun termasuk Man City saat ini.