Tanah Karo – Aktivitas perjudian di Kabupaten Karo kian meresahkan. Lokasi terkenal milik ‘Geri” bernama King Garden di Jalan Veteran Berastagi dan Jalan Korpri Desa Guru Singa, diduga milik oknum kepolisian, beroperasi secara terang-terangan tak tersentuh hukum. Bahkan, karena kekebalannya terhadap hukum, pengelola judi mendapat julukan dari masyarakat sebagai “Manusia Setengah Dewa”.
Sejumlah warga menilai, keberadaan lokasi tersebut telah merusak citra wisata Berastagi dan membuat dampak buruk sosial di masyarakat. “Kalau bos judi saja bisa dijuluki setengah dewa, berarti memang kuat kali dukungan yang melindungi. Kami sebagai masyarakat hanya bisa berharap polisi benar-benar tegas,” ujar seorang warga Berastagi yang namanya tak ingin disebutkan, Selasa (19/8/2025).
Pergantian sejumlah pejabat baru di tubuh Polres Tanah Karo menumbuhkan harapan baru bagi masyarakat, memberantas segala bentuk kegiatan terutama perjvdian.
Kasatreskrim Polres Tanah Karo, AKP Ericks Raydikson Nainggolan ST, saat dikonfirmasi wartawan, menyatakan akan segera menindaklanjuti informasi perjudian yang berkembang.
“Baik pak, terima kasih infonya. Segera saya lidik,” tegas Ericks singkat, Senin, 18 Agustus 2025.
Warga pun menaruh harapan besar agar kepemimpinan Kasatreskrim yang baru bisa memutus mata rantai perjudian yang selama ini dianggap kebal hukum.
Meski sudah berulang kali masyarakat melapor, hingga kini lokasi perjudian di King Garden dan Guru Singa masih tetap beroperasi. Karena itu, warga berharap penegakan hukum kali ini tidak lagi sebatas janji, melainkan benar-benar diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata.
“Kami tunggu keseriusan aparat. Jangan ada lagi kesan pembiaran. Kalau memang aparat mau serius, buktikan dengan menutup dan menangkap pengelola judi yang katanya setengah dewa itu,” pungkas Brahma Ginting, seorang tokoh pemuda Berastagi, Selasa (19/08/2025).
