smsi

Tokoh Pemuda Tapteng Minta Menteri Pendidikan Tutup Sementara SMA Plus Matauli Terkait Kasus Persekusi Seorang Siswa

Tapteng – Tokoh Pemuda Tapanuli Tengah, Erik Pasaribu menyayangkan terjadinya peristiwa persekusi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Plus Matauli Kabupaten Tapanuli Tengah yang dialami seorang siswa bernama Sony Michael, Selasa (12/8/2025).

Menteri Pendidikan Republik Indonesia diminta tegas , agar segera menutup sementara yayasan yang didirikan oleh Akbar Tanjung, karena diduga kejadian persekusi dilingkungan sekolah sering terjadi.

Menurut Erik, peristiwa tragis itu terjadi saat jam istirahat pelajaran, dimana saat itu korban, Sony Michael sedang berada diruang kelas tiba-tiba didatangi seorang siswa diduga ketua geng sekolah dan langsung memukul bagian belakang kepalanya tanpa alasan yang jelas.

“Usai memukul, korban kemudian diminta untuk menemui mereka (kelompok siswa) dan dipaksa berkelahi satu lawan satu dengan sipelaku (ketua geng) disaksikan lebih dari 20 siswa lainnya mengepung dan mengintimidasi korban. Kemudian Karena tak berdaya, korban kembali menjadi sasaran pukulan bertubi-tubi di bagian wajahnya, mulut, telinga, dan kepala sampai mengalami luka serius. “Kata Erik Kepada Wartawan. Kamis,14 Agustus 2025.

Akibat kejadian tersebut, korban yang mengalami luka parah kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum di Kota Medan, untuk mendapatkan perawatan intensif.

Sebagai salah satu Tokoh Pemuda, Erik Pasaribu mengaku sangat menyayangkan peristiwa perkelahian sesama siswa didalam lingkungan sekolah, dan tidak adanya tindakan serius dari pihak sekolah menimbun kecurigaan seperti adanya pembiaran.

“Patut kita duga kejadian yang sama sering terjadi, dan diduga semacam ada pembiaran. Ditambah tidak ada tindakan tegas dari pihak yayasan SMA Plus Matauli tehadap para pelaku, sehingga tidak ada efek jera. “Ungkapnya.

Untuk itu, ia meminta kepada aparat penegak hukum Polres Tapteng agar menangkap para pelaku berserta kawanannya yang diduga ikut menyaksikan perkelahian. Selain itu, Kepada Bapak Menteri Pendidikan RI juga diminta melakukan penutupan sementara yayasan SMA Plus Matauli agar kasus ini dapat diungkap seadil-adilnya demi menjaga marwah para pendirinya dahulu.

“Polres Tapteng segera melakukan pemeriksaan, karena bagaimanapun tidak dibenarkan tindakan persekusi itu terjadi didalam sekolah. Apalagi dilakukan oleh yang namanya sekelompok Geng Sekolah. Segera evaluasi seluruh tenaga pengajar mulai dari kepala sekolahnya sampai guru. Mengapa ada yang namanya geng didalam sekolah.”Tegasnya.

Erik Pasaribu menambakan, kasus ini menjadi perhatian serius dan dalam proses penanganannya harus terbuka, tidak ada yang ditutupi, apalagi dilindungi. Sekolah merupakan tempat belajar dan mencetak generasi bangsa kedepan, bukan malah sebaliknya, mencetak generasi brandalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *