Isu Pemilu 2024 Ditunda Mencuat Lagi, Ini 5 Tokoh Pewacana Penundaan Pemilu, Luhut Sebut Big Data
Penundaan Pemilu?
Isu penundaan Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia pada tahun 2024 kembali mencuat belakangan ini. Terdapat beberapa tokoh yang menyoroti isu tersebut, bahkan mendorong untuk menunda Pemilu. Salah satu tokoh yang menyuarakan hal tersebut adalah mantan Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat.
Apa Alasan Mereka Mendorong Penundaan Pemilu?
- Kesulitan Logistik
- Pandemi COVID-19
- Kesulitan Kandidat
- Masyarakat Belum Siap
- Sensitivitas Politik
Menurut Djarot, penundaan Pemilu dapat memberikan pemerintah lebih banyak waktu untuk menyelesaikan masalah logistik yang seringkali terjadi pada Pemilu.
Selain logistik, pandemi COVID-19 juga menjadi alasan yang cukup kuat untuk menunda Pemilu. Pasalnya, saat ini Indonesia masih berjuang untuk menangani pandemi COVID-19 dan menjamin keselamatan masyarakat.
Beberapa tokoh juga menyebutkan bahwa pandemi COVID-19 telah mengakibatkan kesulitan bagi calon kandidat untuk melakukan kampanye dan meraih dukungan masyarakat.
Ada juga yang mengatakan bahwa masyarakat Indonesia belum siap untuk melakukan Pemilu karena minimnya informasi dan edukasi mengenai perpolitikan.
Beberapa tokoh berpendapat bahwa Pemilu harus ditunda karena adanya sensitivitas politik yang tinggi di Indonesia.
Luhut Sebut Big Data
Meskipun banyak penolakan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyinggung kemungkinan penggunaan Big Data dalam Pemilu di masa depan. Menurutnya, Big Data dapat membantu pemerintah dalam mengambil keputusan dan mencegah adanya ketidakadilan dalam Pemilu.
Dengan adanya isu penundaan Pemilu di Indonesia pada tahun 2024, kita sebagai rakyat Indonesia perlu memiliki pemahaman yang baik dalam dunia politik dan berpartisipasi dalam proses Pemilu untuk memastikan bahwa suara rakyat Indonesia terdengar dengan baik dan benar.
