Medan – Wajah Kota Medan saat ini sedang tidak baik-baik saja, hal ini disebabkan proyek gagal “Lampu Pocong” belum juga dibongkar seluruhnya oleh para kontraktor. Tentu masih berdirinya lampu lampu itu menimbulkan kesan buruk pemandangan ibu kota provinsi Sumatera Utara itu.
Penampakan Kota Medan di sejumlah wilayah kalau dilihat malam hari mirip seperti kuburan. Seperti di sepanjang jalan Gatot Subroto sampai Simpang Pinang Baris dan beberapa ruas jalan lainnya.
Hal ini disebabkan kontraktor CV EKA DIFA PUTERA beralamat Jl. Nilam 19 No 41, Medan Tuntungan dengan nilai kontrak: Rp. 3.989.432.558,70. Belum juga melakukan pembongkaran.
Menurut amatan media dilapangan, seputaran Jalan Gatot Subroto, bangunan proyek gagal “Lampu Pocong” tersebut sudah ada yang tumbang dan dalam keadaan miring. Apabila ini dibiarkan maka besar kemungkinan akan bisa mencelakai pengguna jalan saat melintas.
Baru-baru ini 8 kontraktor proyek gagal “Lampu Pocong” dimanjakan dengan pernyataan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Medan Wirya Alrahman yang menyebutkan pada prinsipnya Pemko Medan meminta pemborong yang membongkarnya, tapi bisa juga meminta Pemko melakukan pembongkaran.
“Apabila mereka (pemborong) tidak membongkar, pemborong bisa membuat surat pernyataan tertulis agar Pemko Medan melakukan pembongkaran dan biaya serta konsekwensinya ditanggung pemborong,” kata Wiriya kepada wartawan, Minggu (16/07/23) di Sibolangit.
Penjelasan Sekda Wirya ditanggapi Farhan, salah seorang masyarakat yang mengatakan, Sekda itu harus bijak menjawab, jangan asal bapak senang atau ABS, untuk pengembalian aja para kontraktor jelas-jelas mencicil, mana pula loginya jika membongkar itu mereka juga akan bayar lagi ke pemko.
“Pak Sekda itu harus bijak menjawab, jangan ABS, mana pula logis jika membongkar itu mereka (kontraktor) juga akan bayar lagi ke Pemko Medan. Kecuali tau nama PT nya yang kerjakan, jadi bisa dilihat nominal setoran ke kas daerah (Kasda), kita pun heran kayak maen-maen urusan proyek gagal ini. Atau pembongkaran itu bermaksud untuk membersihkan fakta kegagalan Bobby Nasution dan oknum orang dekatnya?,” tegas Farhan kepada wartawan Sabtu (22/07/23).
Farhan yang juga aktif di media sosial sebagai konten kreator itu menambahkan, seharusnya Pemko Medan tetap konsisten jika diawal berani terbuka menyatakan proyek “Lampu Pocong” sebagai proyek gagal, maka, berani juga menyampaikan kalau cicilan dan beban pembongkaran itu akan kontraktor cicil dengan totalnya berapa yang harus dibayar.
“Jangan ABS lah Sekda, atau jangan menambah polemik baru, masa nambah operasional bongkar lagi ke kontraktor tanpa ada satuan harganya, agak-agak mustahil pak,” tutup pemuda yang berbadan kurus ini.