Medan – Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sumut, Nezar Djoeli tak sependapat terhadap pandangan anggota DPRD Provinsi Sumatra Utara dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hendro Susanto yang menyebut kehadiran Presiden Joko Widodo ke Sumut secara berturut-turut memberikan dampak.
Menurut Nezar, selama Jokowi berada di Sumut turut meresmikan sejumlah fasilitas publik dan menemui masyarakat.
Terkait sejumlah permasalahan kenaikan bahan pangan dan persoalan lainya lanjut Neza, negara sudah memiliki lembaga yang memiliki tugas dan fungsinya tersendiri.
Kenapa gak berdampak, justru kan berdampak. Masyarakat juga antusias bertemu presiden. Jika persoalan kenaikan bahan pangan juga tidak bisa di salahkan sepenuhnya presiden karena kan sudah mengangkat para menterinya untuk bertugas dalam pengendalian harga harga pangan atau pun sudah ada para menteri sudah bertugas dengan tupoksi kerja masing masing.
Di daerah itu ada walikota dan gubernur sebagai pengendali kestabilan harga bahan pokok di daerah,” kata Nezar kepada Tribun Medan, Senin (28/8/2023).
Nezar bilang kehadiran Jokowi di Sumut sangat dinantikan masyarakat termasuk kader PSI yang selalu mendukungnya.
Menurut dia, antusias masyarakat dalam menyambut Jokowi selama di Sumut menunjukkan kepuasan terhadap kepemimpina Jokowi.
Selain itu Capres yang menjadi andalan pak jokowi kelak lebih mudah di promosikan melalui Jokowisme nanti di tengah tengah rakyat. Kehadiran rakyat yang jumlahnya banyak di gedung Serbaguna semalam juga menunjukkan bahwasanya masyarakat Jokowisme masih mencintai pak jokowi karena tingkat kepuasan terhadap kepemimpinan beliau 80 persen,” lanjut dia.
Nezar pun menanggapi mengenai keamanan presiden yang dianggap berlebihan terhadap masyarakat.
Menurut dia, pengamanan presiden melakukan tugas sesuai fungsinya.
Kalau hari ini pengamanan presiden itu standart bukan berlebihan karena mereka juga ada standarisasinya. Nah ketika terjadi insiden seperti semalam siapa yang harus bertanggung jawab. ini justru bukti bahwasanya lemahnya penanganan paspampres terhadap keselamatan presiden dan ini menjadi catatan penting bagi orang orang yang bertanggung jawab atas keamanan presiden,” ujarnya.
Terakhir Nezar mengatakan kehadiran Jokowi di Sumut menjadi semangat PSI untuk menghadapi pemilu pada tahun depan.
Bagi PSI kehadiran pak jokowi semalam menambah semangat kader dalam merebut kursi di perlemen nantinya melalui Jokowisme yang telah di deklarasikan oleh DPP pada 22 Agustus kemarin,” tutup.
Sebelumnya anggota DPRD Provinsi Sumatra Utara Hendro Susanto mengkritik kehadiran Presiden Joko Widodo ke Sumut yang dilakukan berturut-turut tidak memberikan dampak yang berarti.
Bendahara PKS Sumut itu berharap kehadiran Jokowi bisa memberikan dampak yang baik untuk permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat.
Kita berharap kehadiran Pak Jokowi 2 kali berturut-turut ke Sumut dalam kurun waktu 10 hari, bisa berdampak pada perbaikan ekonomi, infrastuktur, bisa menurunkan harga sembako dan tabung gas elpiji subsidi dan turunkan angka narkoba serta judi di Sumut,” ujar Hendro.
Menurut Hendro, agenda kedatangan Presiden Jokowi di Sumut yakni untuk membuka acara organisasi pemuda di Medan dan meresmikan proyek nasional SPAM di Kota Binjai belum berarti. Karena hal tersebut bukan sesuatu yang menjadi masalah urgen di Sumut.
Namun hal itu belumlah berarti, karena masalah yang urgen yakni yang menjadi pembicaraan di tengah masyarakat Sumut adalah masalah narkoba. Masalah jalan nasional, masalah tanah, masalah harga sembako yang naik, masalah begal yang membuat warga Sumut tidak aman, Masalah tabung gas elpiji 3 kg yang naik, dan masalah mendapatkan keadilan,” ujarnya.
Hendro juga mengatakan, dalam kehadiran Presiden Jokowi, seharusnya pihak pengamanan tidak berlebihan kepada warga yang ingin menyampaikan aspirasinya kepada Presiden.
“Harusnya pihak keamanan tidak perlu berlebihan. Kan bisa dengan cara humanis, persuasif dan baik baik, tidak perlu berlebihan, karena ibu itu kan warga Negara Indonesia. Dia punya hak untuk ketemu dengan Presidennya dan menyampaikan uneg-unegnya. Sedih kita melihat kejadian tersebut,” katanya.
Hendro berharap pihak pengamanan Presiden Jokowi dapat melakukan evaluasi terhadap kejadian tersebut.
“Jangan terkesan arogansi, dan jangan ada upaya membungkam peliputan insan pers. Jika mau diliput yang baik, ya jangan berlebihan dalam memperlakukan warga yang mau jumpa dengan presidennya. Harusnya di berikan pembinaan dan penyegaran bagi oknum pengamanan yang berlebihan dan terkesan arogansi, agar ke depan lebih humanis di lapangan,” tuturnya.